Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan mengatakan, solusi cepat yang ditawarkan saat ini adalah Perluasan Areal Tanam (PAT). Dia yakin, apabila program tersebut dijalankan, maka Indonesia dapat mewujudkan swasembada dan juga lumbung pangan dunia.
“Ingat saat ini ada banyak negara yang mengalami penurunan produksi dan ada banyak penduduk dunia yang menderita kelaparan. Karena itu harus kita mitigasi dengan solusi cepat,” jelasnya.
Memaksimalkan program perluasan Areal Tanam (PAT) diatas, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, Idha Widi Arsanti melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) berperan penting dalam mendukung program PAT Pompanisasi.
“Kami akan menerjunkan siswa dan mahasiswa untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di lokasi PAT, dengan harapan siswa dan mahasiswa bisa membantu percepatan area tanam maupun perluasan areal tanam”, ujar Idha.
Polbangtan Bogor sebagai Penanggung Jawab Kabupaten Bogor telah mengawal distribusi bantuan pompa hingga pemanfaatan di petani saat ini. Guna keberhasilan program tersebut, Polbantan Bogor juga menggandeng berbagai stakeholder, di antaranya Dinas Pertanian setempat dan para penyuluh.
Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto turun langsung bersama Penyuluh Swadaya (PPS) dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) memonitoring pemanfaatan pompa di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Selasa 13 Agustus 2024.
Yoyon Haryanto menjelaskan bahwa kegiatan peninjauan secara langsung ini bertujuan agar mengetahui kondisi riil di lapangan dan tentunya dapat berdiskusi dan saling bertukar pikiran dengan para petani untuk keberhasilan kegiatan perluasan areal tanam melalui pompanisasi ini.
“Kementan telah melakukan berbagai terobosan agar dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas padi. Menyikapi program perluasan areal tanam menggunakan sistem pompanisasi tersebut, Polbangtan Bogor berkomitmen untuk mendorong terealisasinya perluasan areal tanam khususnya di wilayah yang menjadi tanggung jawab kami, dalam mendukung ketahanan pangan nasional”. Kata Yoyon
Kelompok Tani Harapan Jaya merupakan salah satu poktan yang merasakan dampak positif dari bantuan pompa air. Luasan areal yang dimiliki poktan tersebut mencapai 40 ha. Berkat bantuan pompa yang diterima, saat ini luasan lahan tersebut berhasil ditanami seluruhnya. Ketua Kelompok Tani Jaya, Didi Haryadi menyampaikan bahwa jumlah pompa yang diterima terdiri atas 5 (lima) pompa BBG dan 2 (dua) pompa BBM.
“Pompa yang kami terima jika digunakan semuanya dalam satu hari dapat mengairi 6-7 ha. Pompa BBG jika dioperasikan sehari penuh dengan dua jam istirahat, gas yang diperlukan sebanyak 1-2 tabung gas seharga 46.000, sedangkan Pompa BBM menggunakan bensin sebanyak 5 liter/8 jam.” jelas Didi
Dampak positif yang dirasakan oleh petani dalam program pompanisasi ini yaitu dapat mengoptimalkan lahan, dari yang tidak mampu ditanami karena kekurangan air menjadi lahan yang mampu panen atau lahan tadah hujan yang hanya panen sekali dalam setahun bisa meningkat menjadi dua kali atau tiga kali dalam setahun sehingga produksi dan produktivitas padi dapat meningkat.
“Saat ini, di lahan kami sudah memasuki masa tanam yang ke-3 dengan menanam padi varietas Inpari 32 seluas 40 ha.” Tambah Didi. (Adv)
Discussion about this post