BogorOne.co.id | Kota Bogor – Bogor bukan hanya dikenal dengan keindahan alam dan kesejukannya. Kota ini juga menjadi tanah kelahiran sejumlah tokoh yang mengabdikan hidupnya demi kemerdekaan Indonesia. Mereka datang dari latar belakang berbeda, dari dunia kepolisian, militer, hingga pergerakan pemuda, namun menyatu dalam satu tujuan: merdeka.
Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo
Di tengah riuh perjuangan kemerdekaan, seorang putra Bogor bernama Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo menorehkan sejarah sebagai pemimpin kepolisian pertama Republik Indonesia. Lahir pada 7 Juni 1908, Soekanto sejak muda aktif dalam pergerakan Jong Java, menanamkan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pasca-proklamasi, pada 29 September 1945, Presiden Soekarno menunjuknya sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Saat itu, institusi yang dipimpinnya nyaris tidak memiliki apa pun, tidak kantor, tidak staf, bahkan peralatan terbatas.
Namun dengan dedikasi tinggi, Soekanto mengubah wajah kepolisian dan membangun mental anggotanya. Ia memimpin hingga 15 Desember 1959 dan pada 6 November 2020, namanya resmi diabadikan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres Nomor 117/II/2020.
Mayor Oking Jaya Atmaja
Dari medan pertempuran, nama Mayor Oking Jaya Atmaja tak kalah harum. Lahir pada 1918, ia dikenal sebagai Komandan Kompi Siliwangi yang menghalau pasukan NICA di Sukabumi melalui jalur Pelabuhan Ratu.
Di bawah komandonya, pasukan Siliwangi berhasil menahan laju tentara Inggris yang hendak menduduki wilayah itu.
Tak hanya itu, Mayor Oking juga terlibat dalam operasi pemberantasan PKI Muso. Meski wafat pada 7 Oktober 1963 karena sakit, namanya tetap hidup, diabadikan sebagai nama jalan di Bogor, Citeureup, dan Bekasi.
Margonda
Ada pula kisah Margonda, pejuang muda yang namanya kini menjadi ikon Kota Depok. Lahir di Bogor dengan nama kecil Margana, ia tumbuh di keluarga yang tinggal di Jalan Ardio.
Masa mudanya diwarnai pendidikan di Sekolah Menengah Analisis Kimia Bogor, bahkan sempat menempuh kursus penerbangan di Luchvaart Afdeeling Belanda.
Margonda memimpin Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) yang bermarkas di Jalan Merdeka, Bogor. Ia gugur di usia muda.
Sebagian catatan menyebut ia tewas dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, sementara versi lain menyatakan ia gugur pada 16 November 1945 dalam penyerbuan serdadu Belanda di Depok. Terlepas dari perbedaan cerita, namanya kini dikenang lewat jalan utama di Kota Depok.
Dari Soekanto yang memimpin tanpa fasilitas, Oking yang memukul mundur pasukan asing, hingga Margonda yang gugur di usia belia, mereka adalah potret keberanian dan pengabdian anak bangsa.
Dari Bogor, mereka mengukir sejarah yang mengalir hingga hari ini, menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tak pernah datang tanpa pengorbanan.
Editor : R. Muttaqien
Discussion about this post