BogorOne.co.id | Kota Bogor – Dalam upaya mencegah masuk dan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke Teaching Farm (TEFA) Jurusan Peternakan Polbangtan Bogor, pihak pengelola menerapkan langkah-langkah biosecurity yang ketat.
Langkah ini bertujuan untuk melindungi ternak yang menjadi bagian dari fasilitas pendidikan tersebut agar tetap sehat dan bebas dari ancaman penyakit menular.
PMK merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dan menular sangat cepat pada hewan berkuku belahan, seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.
Ada beberapa gejala hewan yang terinfeksi PMK, seperti air liur berlebih dan menggantung, lepuh dan luka yang mengelupas di sekitar mulut, lidah, gusi dan hidung, demam tinggi hingga kematian mendadak pada anak hewan yang tertular PMK. Penyakit PMK sendiri mulai terdeteksi di Indonesia pada tahun 1887, akibat dari adanya impor sapi dari Belanda ke Pulau Jawa.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan 4 juta vaksin dengan anggaran kurang lebih Rp100 miliar. Vaksin-vaksin tersebut untuk mengatasi wabah PMK di seluruh Indonesia
Saat ini provinsi dengan jumlah daerah paling banyak terpapar virus PMK adalah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mentan Amran meminta untuk wilayah yang belum terpapar PMK segera diberikan pencegahan.
“Kami minta yang belum terkena diberikan pencegahan dan itu jauh lebih bagus. Dulu periode pertama pernah terjadi, tetapi dengan cepat bergerak terjadinya di Bogor dan media tidak tahu. Terjadi langsung kita selesaikan. Ini sudah terlanjur masuk. Bukan di daerah saja yang divaksin, tetapi juga yang belum terkena,” tutur dia.
Mendukung program Kementan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menyampaikan bahwa BPPSDMP akan berperan dalam pelatihan dan pendidikan SDM Pertanian untuk berkomitmen melakukan pengendalian dan pencegahan penyakit PMK.
Salah satu langkah utama yang diterapkan adalah pengendalian ketat terhadap lalu lintas kendaraan dan manusia ke area kandang.
Setiap individu maupun kendaraan yang ingin memasuki kawasan TEFA diwajibkan mengikuti prosedur biosecurity , seperti desinfeksi kendaraan di pintu masuk dan penggunaan alas kaki khusus ( footbath ) yang telah direndam dalam larutan desinfektan.
Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko membawa agen penyakit dari luar ke dalam area kandang
Selain itu, penyemprotan desinfektan secara rutin di seluruh area TEFA, termasuk kandang dan fasilitas pendukung lainnya, dilakukan untuk memastikan lingkungan tetap steril dan aman.
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan yang telah direkomendasikan untuk pengendalian PMK, sesuai dengan standar kesehatan hewan
“Kami sangat serius dalam menjaga kesehatan ternak di Teaching Farm. Langkah-langkah biosekuriti ini tidak hanya melindungi ternak dari ancaman PMK, tetapi juga memberikan edukasi langsung kepada mahasiswa pentingnya penerapan Biosecurity di lapangan,” ungkap Deni Suprajat selaku ketua TEFA Jurusan Peternakan.
Melalui penerapan Biosecurity yang disiplin, Teaching Farm Jurusan Peternakan berharap dapat menjadi model bagi pengelolaan peternakan yang sehat dan berkelanjutan.
Mahasiswa yang terlibat dalam pengelolaan TEFA juga diharapkan dapat menyerap ilmu dan pengalaman berharga yang dapat diterapkan didunia pendidikan terutama di politeknik pembangunan pertanian Bogor.
Selaras dengan pernyataan Deni, Debby Fadhilah Pazra, selaku dokter hewan sekaligus salah satu dosen jurusan peternakan menyatakan.
“PMK mulai mewabah lagi untuk itu kita perlu meningkatkan kewaspadaan agar ternak kita tidak terkena dampak. Yang perlu kita perhatikan : Memperketat lalu lintas kendaraan ke area ternak. Membatasi orang-orang yg ke kandang terutama dari luar. Pemberian vaksin PMK pada ternak (koordinasi dengan dinas). Pemberian nutrisi ternak yg cukup. Pemeriksaan kesehatan ternak secara rutin. dan Bisa melibatkan mahasiswa TEFA”, pungkasnya. (Adv)
Discussion about this post