BogorOne.co.id | Kota Bogor – Jamu merupakan minuman obat dari bahan baku rempah-rempah tradisonal. Berbagai macam khasiat dan manfaat minum jamu tradisonal seperti wedang jahe, wedang secang, kunyit, temuluwak dan bandrek.
Salah satu home industri jamoe boenda yang memproduksi minuman tradisional khas Jawa Barat, beralamat di Kampung Rancamaya RT 01/01, Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan.
Pemilik jamu boenda Yuyun mengatakan, terinspirasi awalnya sebelum covid-19 teman membuat Jamu. Semula sempet membuat juga susu kurma madu, dan Yogurt Jelly, dikarenakan peminatnya semakin berkurang jadi pindah haluan, mencari inspirasi ide jualan yang bisa menghasilkan, makanya ide dari temen awalnya dia bawa iseng-iseng.
“Saya orang nya penasaran, dan terpikir ingin membuat jamu. Kemudian cari tutorial di YouTube, jadi saya ini otodidak, tidak belajar dimana-mana. Dan pada tahun 2017 mulai produksi jamu,” ujarnya
Lanjut Yuyun, jamu di olah sendiri sampai berkali kali gagal, ada yang bilang kepedesan, ada yang bilang tidak enak, ada yang bilang terlalu pait dan sebagainya.
“Nah dari situ ketemulah takaran sendiri, jadi saya pake timbangan, jadi misalkan jahenya berapa gram, kunyit nya berapa gram, asam Jawa nya berapa gram dan gula merahnya berapa gram,” jelas dia.
Komposisi jamu yang diproduksinya, antaralain rempah rempah, kunyit, kepala kunyit, temulawak, lampuyang, pake cengkeh juga, sirih, kapolaga, kayu manis, dan kayu secang.
Adapun manfaat jamu untuk kesehatan daya tahan tubuh, kalo untuk manjakani itu lebih ke kewanitaan, jadi untuk mengobati keputihan, terus mengesatkan Miss V terus menghilangkan bau tak sedap, melancarkan haid dan mengurangi rasa sakit pas ketika haid.
“Untuk usia semua bisa meminum Jamu Boenda ini, kecuali kalo misalkan kunyit asam manjakani itu lebih perempuan dewasa,” paparnya.
Menurut Yuyun, Jamu ini bisa bertahan, jika di suhu ruangan 2 hari dan kalo di kulkas itu 5-7, jika masih bersegel bisa 2 Minggu kalo di kulkas lebih dari sebulan. Untuk harga, ukuran 250 ml hanya Rp. 10.000 untuk 1 liternya itu Rp. 35.000.
“Modal awal dulu, hanya 200 ribu untuk beli botol, beli rempah rempah, dan sekarang alhamdulilah bisa mencukupi keluarga juga,” tuturnya.
Yang jadi kendalanya saat ini itu kata dia, adalah mengurus PIRT, pernah ada sosialisasi untuk PIRT cuma alur nya panjang banget, harus kesana sini sedangkan saya punya anak kecil.
“Di Rancamaya UMKM itu belum punya PIRT karena terkendala ribet ngurus ngurus nya, jadi alur nya itu panjang bisa memakan waktu 6 bulan, dari Dinkes nya, Survei nya, uji laboratorium nya, pokoknya makan waktu, makan biaya,” ungkap Yuyun kepada BogorOne, Jumat (21/10/22).
“Harapannya sih, ingin berkembang aja Jamu Boenda ini, jadi engga hanya kalangan tertentu saja, jadi lebih luas,” pungkasnya. (Yud)
Discussion about this post