BogorOne.co.id | Jakarta – Peneliti NASA kebingungan menyaksikan sebuah objek di antariksa yang 10 juta kali lebih terang dari Matahari. Saking terangnya, fenomena itu disebut melanggar hukum fisika.
Astronom NASA menyatakan “sumber cahaya X-ray” yang disebut sebagai ULX bersinar memancarkan energi 10 juta kali lebih besar dari Matahari.
Energi yang dipancarkan ULX melampaui batas Eddington, hukum fisika yang menentukan seberapa terang sebuah objek relatif terhadap ukurannya.
Melansir laman cnbc, jika sebuah objek menembus batas Eddington berdasarkan hukum fisika, seharusnya objek tersebut meledak.
Namun, NASA menyatakan ULX melampaui batas Eddington 100 hingga 500 kali secara rutin dan membuat ilmuwan bingung.
Penelitian tentang ULX dipublikasikan di The Astrophysical Journal, dikutip dari Science Alert, bersumber dari teleskop khusus milik NASA yang dinamakan Nuclear Spectroscopic Array (NuSTAR).
Teleskop ini dirancang untuk mengamati pancaran X-ray energi tinggi di antariksa dan NuSTAR merekam sebuah ULX yang dinamakan M82 X-2.
Membuktikan bahwa objek tersebut memang terlampau terang dan juga bukan ilusi optik seperti sangkaan beberapa pihak atau lubang hitam.
Sebelumnya, Astronom menduga ULX adalah lubang hitam. M82 X-2 bukan lubang hitam, melainkan sebuah bintang neutron, yaitu sisa dari inti bintang yang sudah mati.
Sebuah bintang neutron, menurut Live Science sangat padat sehingga gravitasi di permukaannya 100 triliun kali lebih kuat dari Bumi. Gravitasi yang sangat kuat ini berarti objek apapun yang tertarik ke permukaan bintang neutron, meledak.
“Bahkan jika marshmallow yang jatuh ke permukaan bintang neutron, energi benturannya setara ribuan bom hidrogen,” menurut NASA.
Penelitian NASA menyatakan M82 X-s mengonsumsi material setara 1,5 Bumi setiap tahun, yang dihisap dari bintang di dekatnya dan jika materi sebanyak itu membentur permukaan bintang neutron, energinya dinilai cukup untuk menghasilkan intensitas cahaya yang dipancarkan oleh ULX.
Tim peneliti memperkirakan fenomena ini terjadi karena medan magnet di bintang neutron mengubah bentuk atom ULX sehingga bentuknya tetap rapat, bahkan saat bersinar makin terang.
Matteo Bachetti, seorang Ahli astrofisika dari Observatori Astronomi Cagliari, penulis utama di laporan penelitian soal M82 X-s mengatakan bahwa itu keindahan astronomi.
“Observasi ini untuk memantau efek dari medan magnet yang tidak bisa diciptakan di Bumi dengan teknologi saat ini. Ini adalah keindahan astronomi, kita tidak akan pernah bisa menguji fenomena di lab, kita harus menantikan alam semesta mengungkap rahasianya,” katanya.(Ir-v)
Discussion about this post