BogorOne.co.id | Kota Bogor – Serapan anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor baru mencapai 70 persen. Padahal, tahun anggaran 2021 menyisakan waktu tak lebih dari dua pekan kedepan.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sopiah membenarkan jika serapan anggaran Pemkot Bogor baru mencapai 70 persen di penghujung tahun ini.
“Pada evaluasi pekan kemarin, serapan anggaran Pemkot Bogor memang masih jauh di bawah 90 persen. Di angka sekitar 70 persen,” ucapnya, Kamis (23/12/2021).
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan masih rendahnya realisasi serapan anggaran belanja Pemkot Bogor di penghujung tahun ini.
Salah satunya banyak pekerjaan infrastruktur yang belum selesai. Sehingga anggaran biaya pekerjaan belum terserap maksimal lantaran proyek pembangunan belum dibayarkan.
“Kalau pekerjaan selesai tentunya serapan anggaran Pemkot Bogor akan meningkat. Terutama pekerjaan pembangunan yang ada di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor,” ujarnya.
Kendati demikian, ada beberapa proyek yang memang belum selesai 100 persen, tetapi masih ada waktu hingga akhir tahun 2021.
Untuk itu, Syarifah meminta agar dinas terkait khususnya pejabat pembuat komitmen (PPK), termasuk Inspektorat aktif melakukan pengawasan pada pekerjaan fisik yang masih berjalan saat ini.
“Semoga saja dalam waktu dekat ini realisasi serapan anggaran Pemkot Bogor meningkat. Karena pada akhir Desember 2021 nanti banyak pekerjaan fisik yang ditargetkan selesai,” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Evandhy Dahni mengatakan, per tanggal 25 November 2021 serapan anggaran Pemkot Bogor berada di angka 63 persen.
“Hingga kemarin, realisasi serapan anggaran belanja daerah Kota Bogor baru mencapai 63 persen dari totol Rp2,84 miliar,” katanya.
Untuk belanja modal, sambung Evand, Pemkot Bogor baru melakukan serapan anggaran sekitar 26,56 persen dari target Rp477.9 miliar. “Kalau untuk belanja transfer daerah 0 persen dari target Rp1,7 miliar,” ujarnya.
Tak sampai disitu, realisasi Belanja Tidak Terduga juga masih tergolong rendah. Berkisar di angka 55,34 persen dari target Rp32,3 miliar. “Realisasi belanja operasional 70,92 persen dari target Rp2,32 miliar,” pungkasnya. (Fik)