BogorOne.co.id | Kota Bogor – Rencana penataan lahan sekitar Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Bogor Selatan, Kota Bogor berujung polemik dengan masyarakat yang saat ini memanfaatkan lahan tersebut.
Warga merasa kecewa hasil dari pertemuan musyawarah dengan DKPP, pada Rabu 22 Februari 2023 lalu, karena dalamm pertemuan tersebut tidak ada titik terang. Dan kini lahan yang selama ini dimanfaatkan oleh mereka telah diratakan sehingga dinilai merugikan hingga ratusan juta rupiah.
Pertemuan dengan DKPP dianggap bukan untuk dicarikan solusi, melainkan adu argumentasi, karena pada saat itu dari jajaran DKPP mengganggap tidak tahu keberadaan petani yang selama ini memanfaatkan lahan milik DKPP itu.
“Jadi ketika kami bertemu dengan DKPP, keberadaan kami itu tidak dianggap, karena jajarannya menyampaikan tidak tahu. Padahal, jelas-jelas kami itu sudah diizinkan oleh kepala dinas yang lama Pak Anas untuk memanfaatkan lahan tersebut, untuk kita tanami berbagai tanaman dan ini sudah berjalan sejak 2020 lalu,” ujar koordinator komunitas kebun Bagar Dedi Iskandar kepada wartawan.
Ia menjelaskan, selama tiga tahun memanfaatkan lahan milik pemerintah itu dirinya mengaku sudah menghasilkan banyak jenis tanaman, dan juga bibit tanaman, seperti porang, durian dan lain sebagainya.
Tetapi dengan diratakannya lahan tersebut, mereka mengaku tanamannya dirusak sehingga mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
“Malahan kalau panen itu selalu memberikan sebagian hasil panen kepada mereka dan pernah juga buah-buahannya (hasil panen) dirasakan oleh wakil walikota saat berkunjung ke DKPP, termasuk instansi lain yang meminta bibit tanaman selalu kami berikan secara gratis,” paparnya.
Lanjut dia, baru tahu saat kami datang ke DKPP pada Selasa 7 Februari 2023, dengan tujuan ingin kenal kepala dinas yang baru. “Tetapi sesampainya di sana, kami dikagetkan dengan adanya alat berat yang sedang meratakan tanaman kami. Setelah kami tanya, katanya mau dibangun taman oleh kadis yang baru,” ungkapnya.
Lalu Dedi bersama petani lainnya diundang DKPP untuk bermusyawarah. “Namun, dalam pertemuan itu malah membuat dirinya geram karena dianggap tidak menemukan titik terang. Akibatnya, Ia pun mengancam akan melakukan aksi demo,” tegasnya.
Menanggapi itu, Kepala DKPP Kota Bogor, Chusnul Rozaqi mempersilahkan jika yang bersangkutan ingin melakukan aksi di kantornya. Sebab, itu merupakan hak semua orang.
“Engga apa-apa, lakukan aksi kan hak mereka. Asal jangan sampai berdampak juga kepada mereka. Apapun boleh, hak itu dilindungi, tidak ada yang melarang. Aksi demo salurkan, ajukan ke Polresta akan ada keramaian, silahkan,” kata Chusnul saat ditemui di kantornya, Rabu 01 Maret 2023.
Kata dia, setelah dirinya menjabat di DKPP, dirinya melihat ada lahan dibelakang DKPP sudah seperti hutan, tidak terawat atau tidak dikelola dengan baik. Atas dasar itu, ia pun meminta untuk dibersihkan lahan tersebut karena akan di tata.
“Sesaat sebelum dibersihkan, saya melihat ada bibit tanaman durian dalam bentuk polybag. Kemudian disingkirkan, dipindahkan dan tidak ada tanaman yang dirusak,” ucapnya.
Kemudian soal pemanfaatan lahan oleh petani, kata Chusnul, memang benar. Tetapi berdasarkan informasi dari stafnya bahwa kadis sebelumnya hanya mempersilahkan mengelola lahan yang lokasinya didepan atau disamping kantor, dan tidak tahu kenapa dalam perjalanannya merambat hingga ke lahan yang ada di belakang.
“Tapi di sini saya memiliki program dan melihat potensi yang ada, agar ruh DKPP kembali muncul, tidak seperti hutan atau tidak terurus pada saat saya masuk ke sini. Makanya kami ingin menatanya secara menyeluruh,” sambung dia.
Dia juga menyampaikan pada saat pertemuan yang dilakukan pada Rabu 22 Februari 2023 lalu itu dirinya mengatakan bahwa di akhir tahun 2023, DKPP akan melakukan penataan, sehingga pihaknya memberi waktu kepada yang bersangkutan hingga November 2023 untuk merelokasikan tanaman-tanaman yang ada di depan kantor.
“Artinya, semua lahan yang ada di DKPP ini akan kita kelola secara menyeluruh. Sehingga tidak dikelola oleh orang luar dan kita beri waktu hingga November 2023, jadi masih ada waktu untuk mereka pindahkan tanaman-tanaman tersebut,” ungkapnya. (Yud)


























Discussion about this post