BogorOne.co.id | Bogor – Istilah ngemil mengacu pada kebiasaan mengonsumsi makanan kecil atau juga jajanan ringan seperti kudapan atau kue-kue.
Banyak orang yang punya kebiasaan ngemil sepanjang waktu. Masyarakat dari berbagai negara dunia diketahui punya kebiasaan ngemil, hal ini dilihat dari makin beragamnya jenis camilan yang diproduksi.
Ngemil biasanya dikaitkan dengan makan ringan di sela aktivitas dan bukan makanan berat yang membuat terlalu mengenyangkan.
Orang Indonesia yang dikenal harus makan nasi setidaknya satu kali sehari, ternyata juga punya kebiasaan ngemil yang intens.
Seperti yang dilansir dari laman grid sebuah survei menunjukkan bahwa orang Indonesia lebih sering mengonsumsi camilan daripada makan berat.
Kebiasaan ngemil ini ternyata erat kaitannya dengan kondisi emosional hingga kebutuhan mental seseorang.
Banyak orang yang memilih camilan untuk dinikmati sebagai teman “me-time” atau memperbaiki mood yang buruk, hingga jadi self-reward.
Istilah self-reward ini maksudnya adalah penghargaan ke diri sendiri ketika sudah berhasil melalui fase yang rumit dan berat, misalnya ketika bisa memperoleh nilai bagus di ujian sekolah.
Lalu, sebenarnya apa sih alasan dibalik kebiasaan ngemil yang seolah sudah mendarah daging pada manusia ini?
1. Bosan
Benarkah banyak orang sering ngemil ketika merasa bosan?
Ketika seseorang tidak menemukan kegiatan atau hal menarik untuk dilakukan, maka tubuh kita berpikir bahwa kita perlu makan sesuatu.
Beberapa orang yang merasa sangat bosan atau jenuh dengan situasi di sekitarnya akan terus mencari camilan atau kudapan yang rasanya gurih.
2. Begadang atau Susah Tidur
Sebuah studi dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, orang-orang yang kurang tidur dan begadang di malam hari lebih sering merasa sangat lapar di pagi hari.
Mekanisme ini terjadi dikarenakan tubuh seseorang akan perlu energi lebih untuk tetap terjaga dan enggak tidur di tengah aktivitas.
Ketika tidur larut malam dan berakhir begadang, rasa bosan akan muncul dan mendorongmu untuk ngemil lebih banyak.
Pencernaan yang harusnya beristirahat malah harus mencerna camilanmu. Alhasil kamu sulit tidur nyenyak dan risiko asam lambung naik di malam hari juga mengintai.
3. Stress
Banyak orang ngemil ketika merasa stres atau berada di bawah tekanan. Tubuh secara alami akan memproduksi hormon stres yaitu hormon kortisol.
Secara alami, tubuh akan menekan produksi hormon kortisol dengan dua cara, yaitu fight atau menghadapi stres atau melarikan diri.
Beberapa orang secara otomatis akan mendorong seseorang mencari camilan untuk membuat situasi perasaannya jadi lebih baik.
Berbeda dengan orang yang bosan, orang yang stres akan merasa ingin makan yang manis atau tinggi karbohidrat.
4. Moment Tertentu
Ketika berhasil melalui sebuah fase penting, seperti menang perlombaan atau lolos seleksi atau tes, lalu ingin merayakannya.
Banyak orang yang menyantap camilan atau makanan ringan ketika momen seperti ini terjadi. Hal ini memengaruhi kebiasaan dan dorongan untuk terus mengunyah sesuatu.
Ternyata ketika merasakan emosi tertentu, sedih, marah, senang, hingga lega, tubuh seolah ingin mendorong kita untuk terus makan atau mencerna sesuatu.
Meski mekanisme ini cukup ajaib, nyatanya banyak orang yang merasa bahagia ketika menyantap makanan enak. Orang yang sedih bisa terhibur ketika lidahnya merasai sajian yang lezat.
Namun, perlu diingat supaya enggak berlebihan ngemil. Kebiasaan ngemil bisa membuat berat badan jadi melonjak tanpa bisa dikendalikan.(Ir-v)
Discussion about this post