BogorOne.co.id | Jakarta – Kondisi El Nino yang berbarengan dengan Indian Ocean Dipole (IOD) positif di musim kemarau kali ini memang perlu diwaspadai.
Apalagi, El Nino di Indonesia pada tahun ini bisa menyebabkan kondisi iklim lebih kering dibanding beberapa tahun lalu.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa dibanding wilayah lain, Indonesia disebutnya tidak akan mengalami El Nino moderat ke arah kuat.
“Jadi karena kita lautan luas, inilah yang menolong. Akibatnya, El Nino kita adalah lemah sampai moderat. Insya Allah tahun ini kita tidak alami El Nino kuat,” kata Dwikorita, Senin (31 Juli 2023).
Dwikorita menjelaskan bahwa sejauh ini sekitar 63 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
Namun demikian, mengingat wilayah di Kalimantan yang masih diguyur hujan, ada pendayagunaan air hujan dengan dilakukan pemanenan hujan.
Dia mengigatkan untuk kondisi El Nino yang menyebabkan Indonesia lebih kering perlu juga diwaspadai.
Apalagi, sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki dampak El Nino di Juli dan lebih semakin parah hingga Oktober.
Dia mengatakan, fenomena kemarau lebih kering pada tahun ini diperkirakan bisa mirip dengan El Nino pada 2018 dan 2019 silam.
Seperti di tahun ini, El Nino pada 2018 ada di level moderat ke lemah selama empat bulan.
Khusus di 2019, El Nino juga disertai IOD positif, meski mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“2023 ini gabungan antara 2018 dan 2019 terjadi bersamaan. Kali ini keduanya bermain bersamaan, meskipun hanya 3 bulan,” tuturnya.(Ir-v)
Discussion about this post