BogorOne.co.id | Kota Bogor – Era digital adalah masa dimana semua manusia dapat saling berkomunikasi sedemikian dekat walaupun saling berjauhan, dapat dengan cepat mengetahui informasi tertentu bahkan real time.
Teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar kebutuhan manusia. Era digital telah membawa berbagai perubahan yang baik sebagai dampak positif maupun perubahan yang tidak baik sebagai dampak negatif, sehingga menjadi tantangan baru dalam kehidupan manusia.
Menyikapi fenomena tersebut, Wanita Syarikat Islam (WSI) Kota Bogor menggelar Kegiatan Talkshow Pendidikan, Senin 20 November 2023.
Talkshow Pendidikan WSI yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna DPRD Kota Bogor menghadirkan narasumber, yang telah memiliki kompetensi dalam bidangnya.
Diantaranya, Keynote Speaker Dr. Ketua DPRD Kota Bogor H.Atang Trisnanto,
dan yang menjadi narasumbernya
Komisioner KPAI Pusat 2017-2022 Retno Listyarti.
Dosen Pendidikan UIKA Bogor Dr..Hj. Masitowati Gatot, Duta Ayah KPAID Kota Bogor Syaikhul Muqorrobin, dr. Rehabilatasi Medik Tumbuh Kembang anak Dr. Adilla Hikma Zakiati.
Kegiatan tersebut juga turut dihadiri Pembina WSI Kota Bogor Yanti Dedie Rachim, Istri Wakil Walikota Bogor. Jajaran Pengurus DPC Syarikat Islam Dan Pengurus Organisasi Sayap SI. Acara Talkshow Pendidikan dibuka Ketua DPC SI Subhan Murtadla.
Subhan menjelaskan, melihat perkembangan era digital saat ini, penggunaan perangkat digital bagi kehidupan manusia telah berpengaruh terhadap pendidikan anak, sehingga pengawasan dan pendampingan orang tua terhadap anak penting untuk dilakukan.
“Orang tua harus terus belajar dan mengembangkan diri agar mampu mendampingi dan memanfaatkan teknologi digital dalam mengembangkan potensi yang dimiliki anak,” jelasnya.
Dalam sambutannya Subhan mengapresiasi kegiatan Talkshow Pendidikan yang dilaksanakan oleh WSI Kota Bogor. Dia berharap kegiatan positif seperti itu terus berkelanjutan dan berkesinambungan.
“Ini sangat positif untuk penguatan program edukasi pendidikan di era digital ini, tentunya harus melibatkan beberapa pihak. Dengan kolaborasi berbagai elemen diharapkan memberikan kontribusi bagi generasi muda, anak-anak semakin smart berinternet dan terlindung dari ancaman dampak negatif dunia digital,”
Untuk itu menurutnya perlu peningkatan SDM baik orang tua, pemerhati, komunitas dan masyarakat luas terutama para guru agar dapat mengetahui tentang bentuk-bentuk kekerasan anak melalui media daring.
“Sehingga dapat melindungi mereka dari bahaya eksploitasi dan kekerasan lainnya di dunia digital,” pungkasnya.
Sementara Pembina WSI Kota Bogor, Yanti Dedie Rachim dalam sambutannya memberikan penekanan bagaiamana pentingnya dalam penguasaan Teknologi, terutama dalam dunia pendidikan.
“Peran guru dan orang tua bagi anak sangat penting dalam mendidik anak, khususnya di era perkembangan teknologi digital, memberi kan bimbingan dan pendampingan bagi anak,” ungkapnya.
Meurutnya, kendati tidak bisa dipungkiri, selain memiliki nilai positif, internet juga punya dampak negatif yang jika tidak dikontrol, bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak.
“Hampir tidak ada anak yang tidak terpapar digitalisasi terutama melalui gadget ponsel dan internet,” tuturnya.
Masih kata dia, untuk itu maka pentingnya menyuarakan literasi digital kepada masyarakat, khususnya orang tua dan guru dalam rangka melindungi keselamatan anak di ranah daring, terutama dari ancaman kejahatan seksual dan kekerasan.
Sementara Ketua PC WSI Kota Bogor, Anni Farhanii memberikan keterangan, Kegiatan Talkshow Pendidikan ini dihadiri oleh Guru, Orang Tua dan Penggiat Pendidikan.
“Peserta yang mengikuti kegiatan ini ada 150 orang, yang tersebar dari berbagai sekolah yang ada di Kota Bogor,” ucapnya.
Dia menerangkan, kegiatan Talkshow Pendidikan ini merupakan bagian dari kontribusi organisasi bagi dunia pendidikan dengan tujuan memberikan edukasi dan pemahaman sebagai perlindungan anak dan tantangan orang tua di era digital sangat berat.
“Dengan kemudahan akses internet pada anak, bebas terkoneksi tanpa sekat batas dan aturan. Anak lebih pintar dari orang tuanya, dan informasi di internet bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Anak ingin merasakan kebebasan yang lebih besar namun anak belum memahami risiko saat menjelajahi dunia digital,” ungkapnya. (Rdt)
Discussion about this post