BogorOne.co.id | Kota Bogor – Babakti Tugu Kujang dengan cara Ngumbah atau mencuci Tugu Kujang menjadi satu rangkaian Hari Jadi Bogor (HJB) ke 541 yang mulai dilaksanakan pada hari ini, Jumat (9 Juni 2023).
Acara yang dimulai dengan ritual mengambil atau ngala cai di tiga tempat terlebih dahulu yakni Cidangiang, Cialengka di Amaroossa dan Cikahuripan Kebun Raya yang kemudian dikawinkan atau disatukan.
Budayawan menjadi acara ini yang sebelum mulai Ngumbah Kujang diawali dulu dengan babakti menggunakan bahasa sunda yang diikuti budayawan.
Di antara rangkaian acara rutin tahunan yang digelar setiap HJB, acara babakti Ngumbah Tugu Kujang yang diketuai Tjetjep Thoriq ini sudah dilakukan sejak tahun 1990.
Tjetjep mengatakan bahwa untuk acara tahun ini terasa sedikit berbeda karena ada tumpeng berbentuk kujang dan untuk pemanjat ada kolaborasi dari Kopasgat dan Yonif 315.
“Tahun ini sedikit berbeda, ada tumpeng berbentuk kujang dan juga kolaborasi pemanjat dari Kopasgat dan Yonif 315, selain BPBD, Damkar dan FPTI,” ujar Tjetjep.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim yang ikut menghadiri acara pembukaan Babakti Ngumbah Tugu Kujang mengapresiasi hal yang terus dilakukan oleh budayawan dalam rangka menjaga kelestarian budaya ini.
“Pertama yang diapresiasi dulu kepada pihak-pihak pelaku sejarah. Termasuk budayawan yang menginisiasi ngumbah kujang sejak tahun 1990 lalu,” kata Dedie.
Dedie A. Rachim mengatakan bahwa acara ini menjadi bagian tradisi Kota Bogor dalam rangka HJB setiap tahun dan babakti Ngumbah Tugu Kujang ini tak lain dijadikan juga sebagai momen untuk mengingat para leluhur serta mengenangnya.
Dedie A. Rachim membahkan, dalam arsip cerita yang dimiliki lewat Tugu Kujang, Kota Bogor belajar terhadap leluhur sebelumnya terhadap visi yang dijalankan dalam falsafah budaya sunda.
“Jadi, kujang ini adalah simbol kesejahteraan dan bukan alat untuk membunuh. Dengan kita lestarikan kita Insya Allah akan mengenal adilihungnya seni tradisi sunda khususnya bogor ini,” ujar Dedie.
Babakti Ngumbah Tugu Kujang ke depannya dilestarikan sebagai bentuk warisan tak benda yang terus menerus dijadikan sebagai pengingat untuk membangun Kota Bogor.(Ir-v)
Discussion about this post