BogorOne.co.id | Kota Bogor – Selain memilih ketua presidium, perhelatan Kongres ke-V Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) di Puri Begawan, Kota Bogor, Jumat (03/12/21).
di Kota Bogor juga menetapkan delapan ibu kota kebudayaan.
Kedelapan kota itu di antaranya Surakarta sebagai ibu kota Kemajuan Kebudayaan, Sawahlunto sebagai ibu kota Warisan Sejarah, Banda Aceh sebagai ibu kota Bandar Maritim, Bogor sebagai ibu kota Berkelanjutan.
Selanjutnya, Siak Sri Indrapura ditetapkan sebagai ibu kota Literasi dan Pendidikan. Lalu, Ambon sebagai ibu kota Kreatif, Denpasar sebagai ibu kota Kebangsaan dan Sumbawa sebagai ibu kota Perubahan Iklim.
Ketua Dewan Kurator Ibu Kota Kebudayaan JKPI, Taufik Rahzen, mengatakan, gagasan penetapan ibu kota Kebudayaan bukan sesuatu yang baru.
Alasan dia, karena di Uni Eropa memiliki tradisi menetapkan ibu kota Kebudayaan setiap tahun sejak 1980-an dan awalnya hanya ada satu kota setiap tahun.
“Jadi, karena antusiasme anggota pada 2000 menjadi delapan kota. Sejak itu dikembangkan yang melibatkan beberapa kota sekaligus,” ungkapnya.
Masih kata Taufik, bahwa penetapan ibu kota Kebudayaan ini memicu negara-negara Arab dan Amerika untuk menetapkan ibu kota Kebudayaan mereka sendiri.
“Kalau di Arab, Capital of Culture ditetapkan mulai 1996 dan America Capital of Culture pada 2000,” tuturnya.
Atas alasan itu lanjut dia, maka Pra-Kongres JKPI di Banda Aceh memutuskan untuk memilih delapan kota sebagai ibu kota Kebudayaan setiap tahunnya.
“Masing-masing ibu kota Kebudayaan ini memiliki karakteristik dan kekuatan masing-masing yang akan dipilih berganti setiap tahunnya,” tandasnya. (Fry).
Discussion about this post