BogorOne.co.id | Jakarta – Harga emas dunia turun lebih dari 1 persen pada Jumat (6/6/2025) setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan. Laporan ini mengurangi ekspektasi investor terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat.
Harga emas spot tercatat turun 1,1 persen menjadi US$ 3.316,13 per troi ons pada Jumat. Hingga Sabtu (7/6/2025) pukul 06.45 WIB, harga masih melemah 1,26 persen.
Meski demikian, secara mingguan harga emas mencatat kenaikan 0,8 persen. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup turun 0,8 persen ke level US$ 3.346,60 per troi ons.
Melansir beritasatu.com, Sabtu (7/8/2025), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan adanya penambahan 139.000 tenaga kerja nonpertanian (non-farm payroll) selama Mei.
Angka ini lebih tinggi dari proyeksi ekonom Reuters sebesar 130.000. Tingkat pengangguran tercatat tetap di 4,2 persen, sesuai ekspektasi pasar.
Analis Marex, Edward Meir, menilai data ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat menekan harga emas.
“Data ini memperkuat pandangan bahwa The Fed kemungkinan masih akan menahan suku bunga untuk sementara waktu,” ujar Meir.
Emas kerap dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian global. Namun, suku bunga yang tinggi membuat daya tarik emas berkurang karena tidak memberikan imbal hasil.
Di sisi lain, harga perak sempat menyentuh level tertinggi sejak 2012 pada perdagangan Jumat, sebelum ditutup turun tipis 0,5 persen menjadi US$ 35,96 per troi ons.
Analis UBS, Giovanni Staunovo, menyebut lonjakan harga perak didorong oleh aliran dana spekulatif yang menilai logam tersebut masih relatif murah dibandingkan emas.
Editor : R. Muttaqien
Discussion about this post