BogorOne.co.id | Kota Bogor – Penjabat Wali Kota Bogor, Hery Antasari didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Hidayatullah meninjau lokasi terjadinya bencana di Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Selasa 3 September 2024.
Di titik tersebut, satu orang atas nama Eneng yang tinggal di RT 03 RW 09 mengalami luka di kepala akibat terkena material atap rumah yang rusak dampak dari hujan lebat disertai angin kencang.
“Alhamdulillah, bahwa tidak ada korban jiwa, ada satu korban luka yang mengalami luka di kepala tapi berdasarkan laporan dari puskesmas dan RSUD sudah diperiksa ulang, tidak ada luka yang parah. Dan sekarang sedang istirahat tadi sudah saya cek dan tengok,” ujar Hery.
Peristiwa bencana ini merupakan fenomena yang tidak dapat diprediksi, kendati demikian, sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, Pj Wali Kota Bogor meminta agar Kepala Pelaksana BPBD, unsur kewilayahan, dan perangkat daerah terkait siaga tetap terus melakukan koordinasi.
“Selalu memonitor juga BMKG, dan ketika sudah terlihat berawan, mendung semua harus bergerak memonitor wilayahnya masing-masing mengimbau warga waspada, kita tidak berharap kejadian terulang kembali tapi kita tidak bisa memprediksi, sehingga yang bisa kita lakukan adalah antisipasi,” ujar Hery.
Sementara itu, dari data BPBD Kota Bogor yang telah dilakukan asesmen hingga pukul 00.00 WIB Senin (2/9/2024) ada 16 peristiwa bencana, 14 pohon tumbang serta 4 atap rumah roboh.
Dan untuk data yang diasesment pada selasa (3/9/2024) ada tiga pohon tumbang dan empat atap rumah roboh.
“Penanganan yang dilakukan yang utamanya adalah terhadap manusia, agar ditempatkan di tempat yang aman. Terkait kondisi rumah akan dilakukan pendataan setelah didata akan segera dilakukan perbaikan melalui jalur- jalur yang disiapkan,” kata Hery.
Selain meninjau lokasi bencana, Hery didampingi Camat Bogor Selatan, Irman Khaerudin, Dinas Sosial Kota Bogor serta kelurahan menyalurkan bantuan kepada korban untuk penanganan kedaruratan.
Terpisah Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Rakhmat Prasetia mengatakan dari analisis dampak cuaca ekstrem di Jawa Barat pada 2 September 2024 terjadi cuaca ekstrim di wilayah Bogor Raya.
“Dari data analisis hujan sangat lebat hingga ekstrem terjadi di wilayah Bogor Raya yang terekam pada data hujan di 8 pos hujan di kota maupun Kabupaten Bogor,” ujarnya.
Dari prediksi cuaca, lanjut Rakhmat, sudah dilakukan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek sehingga masyarakat diminta waspada berkaitan dengan rekomendasi dan prospek cuaca kedepan.
Sementara itu berdasarkan data, kesimpulan cuaca ekstrem yang terjadi di Bogor karena suhu muka laut di sebagian perairan Indonesia relatif hangat, mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah wilayah Jawa Barat.
“Sehingga berdasarkan interpretasi citra radar, citra satelit dan alat pengukuran curah hujan di wilayah terdampak Kabupaten dan Kota Bogor terpantau pertumbuhan awan konvektif dengan jenis cumulonimbus dan terpantau hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem disertai angin kencang pada sore hingga menjelang malam hari,” ujar Rakhmat. (*)
Discussion about this post