BogorOne.co.id | Kota Bogor – Perumda Pasar Pakuan Jaya (Perumda PPJ) memastikan pasokan daging dan sembako aman menjelang Idul Adha. Meski diemukannya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak, Kota Bogor.
Direktur Utama PPJ Muzakkir menjelaskan, kepastian tersebut bahkan sudah dikoordinasikan dengan pihak terkait yakni Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor.
“Stok daging aman. Sampai saat ini masih normal. Bahkan, sebelum RPH Bogor ditutup,” kata Muzakkir, Kamis (09/06/22).
Stok aman itu pun, sambung Muzakkir, berkesinambungan dengan keamanan stok daging yang tersedia itu sendiri.
“Sudah koordinasi. Saat ini PMK pun daging di sejumlah pasar Kota Bogor dalam kondisi yang aman. Bahkan, data para pedagang sudah dikirim ke DKPP langsung,” ungkap Muzakkir.
Terkait lonjakan harga yang diprediksikan bakal melonjak usai dipengaruhi wabah ini, diakui Muzakkir, hal tersebut justru tidak berpengaruh.
“Stok harga tidak melonjak. Tetapi tidak turun sejak Idul Fitri. Biasanya turun ke 120 ribu tapi saat ini masih 140 ribu. Tapi, saat ini daya beli menurun sejak Idul Fitri,” jelasnya.
Muzakkir menjelaskan, pihaknya memprediksikan tidak akan naik dalam waktu dekat. “Prediksi tidak akan naik. Sebab daya beli juga saat ini masih rendah. Sementara begitu saja,” tandasnya.
Dari pantauan dilapangan, suasana los lapak daging sapi di sejumlah Pasar Tradisional di Kota Bogor tetap ramai dikunjungi para pembeli, baik untuk kebutuhan rumah makan maupun rumah tangga
Diberitakan sebelumnya, Sebanyak tujuh sapi yang terkena suspek dilakukan uji lab, dengan cara mengirimkan sampel darah ke Laboratorium ISIKHNAS di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
“Berdasarkan hasil uji lab, ketujuh sapi tersebut positif terkena PMK, kini ketujuh sapi tersebut akan mendapatkan perawatan khusus dengan diberikan rempah-rempah dan suplemen,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor Annas Rasmana.
“Sapi yang berasal dari Jawa Tengah ini masuk ke RPH tertanggal 29 Mei 2022 dengan dokumen yang lengkap. Selanjutnya, tanggal 31 Mei – 2 Juni, mengalami gejala klinis seperti PMK,” ucap Anas
Anas menerangkan langkah awal yang dilakukan oleh timnya pada saat itu adalah para dokter memberikan obat dan vitamin kepada hewan yang terkena suspek.
Selanjutnya, DKPP melakukan pencegahan dengan menutup RPH Bubulak sementara waktu sampai tanggal 17 Juni 2022. Tujuannya untuk meminimalisir penyebaran yang terjadi. (Fry)
Discussion about this post