BogorOne.co.id | Kabupaten Bogor – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor mulai melirik potensi kopi luwak liar yang dihasilkan warga Kampung Cisadon, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang. Kopi yang difermentasi secara alami oleh luwak liar di kawasan hutan Perhutani itu kini menarik minat wisatawan mancanegara karena cita rasanya yang khas dan pengolahannya yang masih tradisional.
Kepala Tim Ekonomi Kreatif Disbudpar Kabupaten Bogor, Dadang Siradzudin, mengatakan baru mengetahui keberadaan kopi luwak liar Cisadon dari pemberitaan media lokal. Ia menilai potensi tersebut sangat menarik dan perlu segera dikembangkan oleh pemerintah daerah.
“Ini potensi lokal dengan nilai ekonomi kreatif yang tinggi karena diproduksi langsung oleh warga dan memanfaatkan sumber daya alam pegunungan,” kata Dadang, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Menurutnya, pengembangan kopi Cisadon tak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tapi juga bisa menjadi daya tarik wisata berbasis alam.
“Jadi ekonomi kreatif karena potensi lokal banget dan sumber daya alam yang mendukung sekali,” ujarnya.
Kampung Cisadon merupakan perkampungan terpencil yang berjarak sekitar 7,4 kilometer dari kediaman Presiden Prabowo Subianto di Hambalang. Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus menempuh perjalanan panjang melewati jalan berbatu dan tanjakan curam. Kawasan itu belum tersentuh listrik, sinyal telepon, maupun akses kendaraan roda empat.
Meski terisolasi, warga tetap mempertahankan cara tradisional dalam mengolah kopi. Mereka menjemur biji kopi di bawah sinar matahari dan menyangrainya di tungku api. Produk paling diminati wisatawan adalah kopi luwak liar yang dihasilkan secara alami oleh hewan luwak yang hidup bebas di hutan sekitar.
Dadang menuturkan, pengembangan potensi seperti ini membutuhkan dukungan lintas sektor, mulai dari perbaikan infrastruktur, penguatan branding produk, hingga kolaborasi dengan pelaku usaha.
“Dukungan kolaborasi dan jejaring, penguatan hak kekayaan intelektual, serta dukungan branding,” ujarnya.
Ia menambahkan, Disbudpar akan segera menindaklanjuti jika terdapat potensi nyata di daerah terpencil yang bisa dikembangkan menjadi produk unggulan daerah.
Keterisolasian Cisadon menjadi tantangan tersendiri bagi warga. Mereka bahkan harus turun ke kampung di bawahnya untuk membeli kemasan dan label produk melalui marketplace karena kurir tidak bisa menjangkau wilayah itu. Kondisi tersebut justru menambah nilai keaslian dan eksotisme kopi Cisadon di mata wisatawan asing.
Dadang berharap kopi luwak liar Cisadon bisa menjadi ikon baru ekonomi kreatif Kabupaten Bogor. “Program Disbudpar diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mulai dari penyediaan infrastruktur, pengembangan sistem pemasaran dan promosi, hingga perlindungan hasil kreativitas lokal,” katanya.
Reporter : Yudi Surahman
Editor : R. Muttaqien
Discussion about this post