BogorOne.co id | Kota Bogor – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor per tanggal 5 Februari 2022 tembus diangka 741 kasus. Tingginya angka penambahan kasus harian tersebut merupakan yang pertama di Kota Bogor selama dihantam pandemi sejak dua tahun ke belakang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Dr. Sri Nowo Retno mengatakan, dengan penambahan 741 kasus Covid-19 tersebut, jumlah kasus Covid-19 selama pandemi mencapai 39.715 kasus.
“Rinciannya 37.328 pasien Covid-19 sembuh, 1857 dalam perawatan dan 530 pasien meninggal dunia,” singkatnya.
Sebelumnya Direktur Utama RSUD Kota Bogor, dr Ilhan Chaidir mengatakan, ada sekitar 44 pasien yang tengah dirawat di RSUD. Dengan rincian, 40 pasien dewasa dan empat anak-anak.
Ia pun mengaku telah mengirimkan 20 sampel untuk pemeriksaan WGS. Namun, baru lima sampel yang sudah keluar hasilnya. “Dari lima sampel itu, empat diantaranya Omicron. Sementara satunya tidak,” katanya.
Ilham menjelaskan bahwa apabila melihat lonjakan kasus 20 hari terakhir, 99 persen pasien terjangkit Omicron. “Artinya bila melihat prevalensi tersebut, 80 pasien yang ada saat ini memang terkena Omicron,” ucapnya.
Kendati tingkat persebaran begitu cepat, Ilham meminta agar masyarakat tidak panik, namun tetap waspada. “Memang fatality rate tak seperti delta. Tapi penyebaran ini cukup cepat,” katanya.
Ilham juga mengatakan bahwa mayoritas pasien yang tengah dirawat di RSUD mengalami gejala demam, pegal-pegal, batuk, pilek. Tapi tak sesak nafas.
Lebih lanjut, kata dia, RSUD saat inu menyiagakan 89 tempat tidur, dan akan terus ditambah seiring dengan meningkatnya kasus. “Sekarang akan kami naikan menjadi 100 tempat tidur, dan mulai memisahkan blok dan lantai antara pasien umum dan covid.
“Kita akan maksimalkan kedepannya menjadi 200 tempat tidur. Kalau soal aktivasi RSUD Perluasan, kami menunggu apabila Bed Occupancy Ratio (BOR) di semua RS telah mencapai 31 persen.
Sementara Wali Kota Bogor, Bima Arya dalam keterangan resminya memastikan bahwa sudah ada beberapa warga Kota Bogor yang telah terpapar Covid-19 varian Omicron.
“Saya sudah mendapat laporan juga ada beberapa positif Omicron. Artinya dari angka yang ada sebagian besar dipastikan Omicron. Karena sampel yang diambil saja mayoritas sudah Omicron,” ujar Bima kemarin.
Menurut dia, kepastian itu diambil setelah RSUD mengambil sample terhadap pasien covid yang kini tengah dirawat di rumah sakit pelat merah itu. “Jadi tidak usah diperdebatkan lagi, lebih baik kita fokus kepada penanganan,” ungkapnya.
Untuk itu Satgas Covid-19 Kota Bogor mengambil langkah cepat, dengan resmi mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang kebijakan penghentian sementara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah se-Kota Bogor.
Menurut Bima Arya, bahwa pelaksanaan pembelajaran disatuan pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA sederajat.
Tak hanya itu, lembaga pendidikan agama seperti Pondok Pesantren (Ponpes) dan lembaga pendidikan lainnya untuk melakukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Menghentikan sementara semua kegiatan yang melibatkan pelajar atau siswa dari satuan pendidikan meliputi kegiatan di dalam dan luar sekolah.
Selain itu, satuan pendidikan yang melaksankana kegiatan perkantoran pada sektor non essensial diberlakukan 50 persen Work From Office (WFO) bagi pegawai yang sudah divaksin.
Pelaksanaan kebijakan diberlakukan berdasarkan situasional adanya peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron. Kebijakan juga berlaku mulai tanggal 2 – 7 Februari 2022. (*)
Discussion about this post