BERITA LAINNYA
“Oleh karena itu, kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras,” tutur Mentan Syarhul.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, tujuan pembangunan pertanian adalah penyediaan pangan untuk 180 juta rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor.
“Tujuan yang terakhir ini, meningkatkan ekspor merupakan program utama Kementerian Pertanian (Kementan) yaitu Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) yang dimulai dari 2019 sampai 2024 nanti,” kata Dedi saat memberikan keterangan pers terkait persiapan TOT Peningkatan Ekspor Komoditas Pertanian di Jakarta, Jumat (25/8).
Dikatakan Dedi, PDB pertanian dalam dalam beberapa tahun terakhir tetap melejit, bahkan di tengah COVID-19. Pada awal 2020, PDB pertanian berada di angka 16 persen saat sektor lain terpuruk. Sementara nilai ekspornya juga naik, di mana pada 2022 naik 6,7 persen.
“Ekspor pertanian tetap menjadi andalan pembangunan pertanian, karena tidak saja meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan GDP, tetapi juga harga diri bangsa,” kata Dedi.
Menurut Dedi, peningkatan nilai ekspor dengan mengandalkan keunggulan komparatif belum cukup. Akan tetapi, perlu meningkatkan keunggulan kompetitif dengan peningkatan produktivitas, memperbaiki kualitas, dan menekan ongkos produksi.
Karena itu, sebagai upaya meningkatkan keunggulan kompetitif komoditas pertanian potensi ekspor di Indonesia, BPPSDMP akan menggelar Training of Trainers (TOT) dengan tema “Peningkatan Ekspor Komoditas Pertanian”.
“Widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian dapat mengajarkan dan mendampingi petani dalam menghasilkan nilai tambah apapun komoditas pertanian yang dihasilkan,” kata Dedi.
Dedi mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) secara konsisten melakukan pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) produk pertanian sehingga bisa bersaing di pasar global.
“Selain itu, kegiatan ekspor pertanian juga didorong melalui pengembangan hilirisasi produk jadi,” kata Dedi.
TOT akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 29 – 31 Agustus 2023 yang dilaksanakan secara tatap muka berlokasi di Balai Pelatihan Pertanian Jambi dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya.
Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 18.500 orang yang terdiri dari widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang mengikuti secara tatap muka di Balai Pelatihan Pertanian Jambi.
Narasumber TOT antara lain Badan PPSDMP, Badan Karantina Pertanian, Universitas Jambi, Widyaiswara, praktisi ekspor, serta pejabat pada instansi yang terkait dengan ekspor komoditas pertanian.
Adapun materi TOT ini meliputi kebijakan peningkatan kapasitas SDM pertanian, pengembangan ekspor komoditas perkebunan, kelayakan usaha komoditas perkebunan, prosedur ekspor komoditas perkebunan, penanganan panen dan pasca panen komoditas perkebunan, dan prospek ekspor komoditas perkebunan. (Advetorial)
Discussion about this post