BogorOne.co.id | Megamendung – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air lrigasi (P3-TGAI) sebagai upaya mendukung kedaulatan pangan nasional sebagai perwujudan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik.
Sebagaimana termuat dalam program nawa cita ke tujuh melalui pemberdayaan masyarakat petani dalam perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif di wilayah pedesaan.
Proses pemberdayaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan dan pengelolaan jaringan irigasi dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai pelaksana kegiatan.
Ketua pelaksana kegiatan program P3A Mitra Cai Sukakarya Dedi Haryadi mengatakan bahwa program tersebut sangat berarti sekaligus bermanfaat bagi warga Desa Sukakarya khususnya para petani seperti yang ada di wilayah Dusun 3 atau Kampung Cijulang yang terdiri dari RT 1,2 dan 3 wilayah RW 04 yang jelas kawasan pertanian.
Adapun sumber airnya kata Dedi berasal dari DAS (Daerah Aliran Sungai) Kioris di mana sering terjadi longsor di area tersebut.
“Bersyukur tahun 2023 ini, kita dapat program tersebut dan juga saat ini melaksanakan tahap pertama. Targetnya satu bulan dan sudah mencapai 70 persen realisasi pengerjaannya dengan nilai kontrak senilai Rp 195 juta dibagi dalam 2 tahap,” terangnya, Rabu (10 April 2023).
Sementara, Ketua BPD Sukakarya Juhdi Pihaknya mengaku bersyukur bahwa diwilayahnya mendapat program P3-TGAI dari Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR tahun 2023 ini dan berharap di tahun mendatang, program tersebut dapat berjalan berkesinambungan.
“Mudah-mudahan nanti wilayah lainnya di Desa Sukakarya mendapat hal serupa karena memang disini itu lahan pertanian masih sangat dominan hampir 80 persen ya bukan hanya ada di wilayah Dusun 3 atau RW 04 saja artinya Dusun 1 dan 2 itu juga masih kawasan pertanian. Jadi pemanfaatan irigasi masih terbilang dibutuhkan,” paparnya.
Kaitan program P3-TGAI ini, menurut Juhdi, dahulu memang pernah didapat, akan tetapi hanya memasuki area perkampungan saja atau daerah hilir.
“Nah, dulu itu kewilayah hilir sementara saat ini lebih ke kawasan hulu. Ya karena sering terjadi longsor. Tentu ini sangat bermanfaat khususnya bagi para petani yang ada di Kampung Cijulang,” tandasnya.(Yud)
Discussion about this post