BogorOne.co.id | Kota Bogor – Kegiatan Pelatihan Teknis Manajemen Madrasah bagi 30 orang kepala madrasakuh yang diselenggarakan Pusdiklat tenaga administrasi Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI di Royal Hotel, Kota Bogor yang dilaksanakan pada Selasa hingga Sabtu (22-26/22) resmi ditutup Kepala Pusdiklat Kemenag RI A. Buchori.
“Hari ini banyak pengelolaan madrasah swasta yang belum menerapkan manajemen yang baik, makanya banyak madrasah swasta yang sulit bertahan, padahal pendidikan madrasah lebih banyak dikelola oleh masyarakat,” kata Buchori.
Maka dari itu, kata dia Manajemen madrasah sangat penting sebagai bentuk keberlangsungan Pendidikan madrasah ditengah-tengah masyarakat.
Oleh karenanya, para kepala madrasah harus bisa keluar dari berbagai stagnanisasi sehingga dengan diklat manajemen itu, pola dan pemikrian para kepala madrasah terhadap pengelolaan dengan manajemen yang baik mulai terbuka.
“Kita masih terpaku dengan system belajar menggunakan teknologi kastrologi, Ketika ini terjadi trust terhadap madrasah yang kita Kelola berkurang. Padahal, perkembangan zaman telah bergeser ke tenologi,” tandasnya
Tak hanya itu, mantan Kakanwil Jawa Barat ini juga meminta para kepala madrasah harus banyak juga mencari peluang jangan hanya berhubungan dengan Kemenag saja.
Karena lanjut dia, kalau hanya dengan Kemenag maka dapatnya hanya dari BOS. Maka peluang itu harus dicari dari peluang lain, misal dari jalur pesantren, peternakan dan pertanian, maupun otomotif. Karena basis anggaran Kemenag hanya bisa mengelola 14 persen ke madrasah.
“Sekarang peluang terbuka lebar dari berbagai elemen, bisa bargadengan dengan Kementerian Pertanian, BUMN dan lainnya,” ujarnya.
Dirinya sangat mengapresiasi ghiroh kepala madrsah. Menurutnya, jika karena bukan karena keimanan, madrasah bisa bubar. Makanya, kepala-kepala madrasah paham betul terhadap regulasi yang dikeluarkan Kemenag. Jangan sampai kebijakan mengalahkan regulasi.
“Inovasi harus jelas. Kreatif itu penting, tapi kreatif juga harus terukur jangan juga melampuai aturan yang ada,” pungkasnya. (Dei)
Discussion about this post