BogorOne.co.id | Bogor – Setelah bulan Ramadhan usai, maka tibalah pada bulan Syawal dan dalam rangka menyambut bulan Syawal, ada tradisi di beberapa daerah yang disebut Syawalan.
Tidak semua orang tahu tentang tradisi Syawalan, hanya beberapa masyarakat di daerah Indonesia saja yang masih merayakan tradisi setelah Hari Raya ini.
Syawalan memiliki makna pertemuan yang direncanakan suatu kelompok masyarakat atau juga beberapa orang yang akan melakukan silaturahmi.
Silaturahmi berisi ikrar saling memaafkan dan memulai kehidupan baru yang lebih baik untuk tujuan masa depan yang lebih baik dan tentram.
Syawalan berkaitan erat dengan tradisi saling memaafkan di hari raya Idul Fitri dan kegiatan ini dilaksanakan seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat sampai pemimpin negara.
Syawalan disebut juga dengan istilah halal bi halal, di mana orang-orang akan mendatangi rumah orang lain untuk meminta maaf dan pemilik rumah akan menyambut orang itu dengan gembira.
Ada tradisi unik di beberapa daerah dalam menyambut bulan Syawal dan kegiatan halal bi halal dan di beberapa daerah yang memiliki tradisi unik sendiri selama bulan Syawal.
Misalnya Grebeg Syawal keraton Yogyakarta sudah dikenal seluruh penjuru dunia, banyak wisatawan luar negeri yang datang secara khusus hanya untuk melihat tradisi Grebeg Syawalan.
Tradisi yang ini merupakan tradisi Syawalan peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono I dan dilaksanakan sejak tahun 1725 sampai sekarang.
Dalam tradisi ini, masyarakat dan pengunjung dapat melihat iring-iringan prajurit keraton Yogyakarta mengiring lima gunungan berisi aneka ragam hasil bumi.
Lima gunungan itu diantarkan ke tiga lokasi perayaan Grebeg Syawalan antara lain ke halaman Masjid Gede, Puro Pakualaman dan Kantor Kepatihan Yogyakarta dan semua isi gunungan akan dibagikan pada masyarakat.
Sementara itu, ada juga tradisi unik lainnya di Banyuwangi yang disebut dengan Barong Ider berkaitan dengan bulan Syawal. Tradisi ini dilaksanakan di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Barong Ider merupakan satu tradisi di mana masyarakat menggelar ritual tolak bala di mana masyarakat mengarak figur mitologi Barong dengan tujuan mengusir bencana serta menolak berbagai jenis penyakit ke kehidupan masyarakat sekitar. (Ir-v)
Discussion about this post