BogorOne.co.id | Bogor – Adu Meriam karbit atau Kuluwung menjadi ciri khas utama kebudayaan di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor dalam memeriahkan Halal bi Halal usai melaksanakan Hari Raya Idul Fitri.
Ketua Divisi Seni Budaya Karang Taruna Kecamatan Sukamakmur, Apep Irsad menjelaskan dari hasil pencarian sejarah yang dilakukannya, Kuluwung sudah ada di Sukamakmur sebelum kemerdekaan Indonesia.
Apep juga menyebut bahwa berdasarkan hasil kajian Kuluwung pernah dijadikan alat tempur di perang dunia I, meriam karbit ini dijadikan senjata tradisional pada perang dunia pertama, dibawa ke Indonesia oleh Jepang.
Menurut Apep penggunaan Kuluwung di Kecamatan Sukamakmur awalnya dipakai untuk membangunkan sahur orang yang akan berpuasa dan diadu setelah Ramadhan selesai.
“Ketika Ramadhan selesai Kuluwung di kampung masing-masing dibawa ke dua titik lokasi adu Kuluwung, di perbatasan antara Desa Sukamulya dan Desa Sukamakmur untuk memeriahkan lebaran Idulfitri sekaligus agenda halal bi halal antar warga,” ujar Apep, Kamis (4 Mei 2023).
Dalam peraturan adu kuluwung itu, selain waktu dan kemampuan masyarakat dalam menyetok bahan bakar karbit, kekecangan dentuman Kuluwung pun jadi patokan Desa mana yang paling gagah.
Pembuatan Kuluwung biasanya dibuat sepanjang 6 hingga 8 meter dengan lobang kotak di tengah-tengah Kuluwung tersebut, lobang kotak diperuntukkan wadah karbit yang dimasukkan ke dalam Kuluwung.
Apep menyebutkan, dalam festival kuluwung tahun 2023 ada sekitar 100 lebih Kuluwung yang digunakan dari dua Desa tersebut.
“Setiap tahun nambah, tahun ini 100 lebih, di Desa Sukamulya sekitar 60an dan di Desa Sukamakmur ada 50. Rencanya tahun depan pengen masuk rekor MURI, saat ini kan yang paling banyak di Pontianak 150 Kuluwung, kenapa engga Sukamakmur,” pungkas Apep.(Ir-v)
Discussion about this post