BogorOne.co.id | Jakarta – Bukan menyantap ketupat atau nastar saja, tradisi penting lain dalam memperingati Idul Fitri di Indonesia adalah nyekar.
Tradisi ini tidak ada dalam ajarah Al-Quran dan hadist, tetapi sangat sering dilakukan oleh umat Muslim di Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.
Nyekar adalah istilah yang merujuk pada ziarah kubur yang dibarengi penaburan bunga di pusara makam. Tradisi ini awal mulanya dilakukan oleh penganut kepercayaan Jawa Kuno dan Hindu.
Mereka kerap melakukan persembahan kepada orang yang telah meninggal berupa sesaji, yang didalamnya ada bunga atau disebut “Sekar” dalam Bahasa Jawa.
Namun, ketika Islam masuk ke tanah Jawa terjadilah akulturasi budaya antara Islam-Jawa-Hindu.
Masyarakat mencampurkan budaya tersebut saat berziarah kubur dalam Islam menjadi momentum positif sebagai pengingat kematian.
Menurut Muhamad Sochib di NU Online, tradisi nyekar merupakan momentum untuk saling bertegur-sapa antara mereka yang sudah meninggal dengan mereka yang masih hidup.
“Dari sisi ritual tradisi ‘nyekar’ merupakan hal yang sangat positif, di samping sebagai wahana memperkuat tali salaturrahim ‘lintas-alam’ juga menjadi sarana mempertebal keimanan akan kehidupan setelah dunia,” ujarnya.
Interpretasi terhadap makna tradisi ‘nyekar’ ini memang harus lebih produktif. Nyekar bukan hanya realitas dari praktik keagamaan atau kepercayaan.
“Tetapi bahkan lebih luas dari itu, tradisi nyekar melibatkan ranah kebudayaan, sosial, bahkan ekonomi,” katanya.(Ir-v)
Discussion about this post