BogorOne.co.id | Kota Bogor – Menyikapi peristiwa Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dideportasi oleh Singapura, beberapa waktu lalu membuat umat Islam di Indonesia meradang.
Seperti diketahui bahwa UAS merupakan ulama sekaligus guru besar yang sangat dihormati dan disegani oleh umat Islam di Indonesia. Dan dinilai sangat tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu dari negara lain.
Peristiwa itu mengundang reaksi dari umat dan sejumlah organisasi Islam, salah satunya Sekretaris Umum DPC Syarikat Islam Kota Bogor Firdaus Roy. Dia menjelaskan bahwa hampir semua warga indonesia merasa tersinggung atas kebijakan negara Singapura.
Menurut dia, sikap yang tidak manusiawi dilakukan atas khusus UAS dan anaknya yang masih berumur 4 tahun di tahan ditempat ukuran yang sangat sempit seperti yang tanyakan UAS di salah satu TV nasional.
Firdaus menegaskan, bahwa tindakan Intimidasi yang dilakukan negara Singapura membuat rakyat indonesia meradang. “Kami, kaum Syarikat Islam Kota Bogor siap bergabung dengan
Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) dalam menunjukan sikap keras dan tidak manusiawi negera Singapura,” tegas dia melalui pesan Aplikasi WhatsApp-nya, Rabu (18/05/22).
Namun diketahui, pihak Pemerintah Indonesia melalui Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo membantah jika UAS dideportasi, melainkan tidak mendapat izin untuk masuk ke Singapura.
Melalui pernyataan resminya sebagaimana dikutip dari Tempo, UAS diminta kembali setelah tidak
mendapat izin masuk ke Singapura.
Dan pernyataan itu bertolak belakang dengan keterangan UAS dalam
wawancara yang ditayangkan Channel YouTube ‘Hai Guys Official’, Selasa 17 Mei 2022. “Info bahwa saya
dideportasi dari imigrasi Singapura itu sahih, betul, bukan hoax,” kata UAS.
UAS mengakui sempat ditahan di ruang mirip tahanan imigrasi sejama satu jam, kemudian di ruang pemeriksaan imigrasi selama tiga jam.
UAS dan rombongan akhirnya dideportasi Singapura pada Senin
sore (16/05/22), sekitar pukul 14.30 waktu setempat. “Saya dimasukan ke dalam ruangan lebarnya satu
meter, panjang dua meter, pas liang lahat. Satu jam saya di ruang kecil. Persis seperti luas kuburan,”
papar UAS.
Dalam presrealise-nya, Syarikat Islam Kota Bogor menyatakan. Bahwa dari apa yang dipaparkan UAS tersebut, terlihat bahwa rezim saat ini tidak berpihak pada Islam, khususnya kepada seorang WNI sekaligus ulama yang sangat dihormati. Tidak hanya di dalam negeri.
UAS juga masyhur di negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Rezim saat ini telah menunjukan sifat Islamophobia karena bersikap diam saja dan lepas tangan terhadap kasus yang menimpa UAS.
Alih-alih melindungi atau membantu WNI yang sedang mengalami masalah seperti UAS, Dubes RI untuk Singapura malah justru meminta pihak lain (UAS) agar meminta penjelasan langsung ke Kedubes Singapura di Jakarta.
“Kalau begitu, untuk apa ada perwakilan diplomatik (Dubes) di Singapura,” katanya.
Untuk itu Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PERISAI) akan melakukan aksi dan menyatakan sikap antara lain :
1. Mengecam Singapura karena telah mendeportasi UAS tanpa alasan yang jelas.
2. Singapura harus meminta maaf secara langsung kepada umat Islam Indonesia karena telah mendeportasi UAS beserta rombongan. Apabila dalam tempo 2×24 jam Pemerintah Singapura belum meminta maaf, maka Pemerintah RI harus meninjau ulang hubungan Diplomatik RISingapura.
3. Mendesak Dubes RI, Suryopratomo untuk meminta maaf kepada UAS umat Islam Indonesia karena telah bersikap acuh tak acuh pada kasus tersebut. (Fry)
Discussion about this post