BogorOne.co.id | Kota Bogor – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Bogor dan Satgas Covid-19 Kota Bogor, sepakat memperpanjang kebijakan ganjil genap pada akhir pekan ini di hari Sabtu-Minggu.
Namun kebijakan itu mengundang pro kontra dari berbagai pihak yang berbeda, menyikapi hal itu Wali Kota Bima Arya mengatakan, tentang konteks penerapan kebijakan ganjil genap dikarenakan angka kasus Covid-19 Kota Bogor sempat mencapai puncak.
Untuk itu kata Bima perlu ada strategi untuk menekan laju pertumbuhan kasus Covid-19. Ada berbagai pilihan kebijakan diantaranya adalah penerapan ganjil genap.
“Karena kalau kita telaah data menunjukan bahwa klaster pertama adalah klaster keluarga,” kata Politisi PAN itu di acara diskusi publik melalui podcast sowan Pokwan DPRD Kota Bogor, Rabu (17/02/21).
Kedua lanjut Bima, adalah klaster dari luar kota. Jadi intinya adalah warga yang punya mobilitas keluar kota atau masuk ke dalam Bogor menulari keluaarga sehingga keluarga meledak jadi kuncinya adalah menekan mobilitas.
Menurutnya, ganjil genap.adalah hanya satu dari 13 kebijakanbyang dikeluarkan untuk menekan laju pertmubuhan kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Bima mengklaim, bahwa kebijakan tersbut berhasil menurunkan kasus Covid-19 secara signifikan.
Diakui dia, data menunjukan pada tanggal 6 Februari kasus di Bogor mencapai puncak 180 perhari 15 Februari kemarin turun menjadi 105, belum pernah terjadi sebelumnya penurunan kasus secara signifikan di masa pandemi Kota Bogor.
“Jadi ganjil genap ini cukup efektif, pertama mobilitas berkurang kedua laju positif juga berhasil ditekan,” ungkapnya.
Mengenai dampak terhadap ekonomi Bima menegaskan ganjil genap bukanlah lockdown sehingga masyarakat masih bisa menjalankan mobilitas asal sesuai dengan kebijakan ganjil genap. Terlebih saat ini kebijakan ganjil genap hanya berlaku dihari Sabtu dan Minggu hannya pada pukul 09.00 WIB. (Fik)
Discussion about this post